Ticker

20/recent/ticker-posts

Advertisement

TATA CARA SHOLAT DAN DALIL-DALIL TENTANG BACAAN SHOLAT

Daftar Isi [Tampil]

  1. Berdiri

Apabila kita berdiri untuk sholat, maka hendaklah kita berdiri dengan lurus, sama tegak kedua belah kaki, berhadap ke kiblat (kearahnya) dengan menundukan kepala, memandang ke tempat sujud dan memperhadapkan ujung jari-jari ke qiblat dengan merenggangkan antara dua kaki kira-kira 10 cm, yakni jangan sangat dirapatkan dan sangat dijauhkan.

 2. Takbirotul Ihrom

 Apabila kita hendak bertakbirotul ihrom, maka: hendaklah kita mengangkat kedua belah tangan ke daun telinga kita, bertentangan tangan-tangan itu dengan bahu, dengan memperhadapkan anak-anak jari kedua tangan ke qiblat serta mengembangkan keduanya.

Sesudah itu, ucapkan takbiratul ihram, yaitu:

اللهُ أكْبر

“Alloh adalah paling besar dari segala yang besar”

Dengan mendomahkan ha “Allohu” dan menjazemkan raa “Akbar”.

Setelah selesai ucapan takbir, kita turunkan tangan kita dengan perlahan-lahan dan kita letakkan di atas dada dengan menggenggam pergelangan tanngan kiri dengan kelingking, jari manis, jari tengah dan ibu jari tangan kanan; serta mengeluarkan telunjuk tangan kanan atas tangan kiri itu.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Ibnu Umar RA berbunyi:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ إِذا قَامَ لِلصّلاَةِ رَفَعَ يَدَ يْهِ  ثُمّ َ كَبَرَ.

“Adalah Rosululloh apabila telah berdiri untuk sholat, beliau mengangkat kedua tangannya, kemudia baru bertakbir”. (Sohih Muslim, 1:145).

Abu Daud meriwayatkan hadis ini dengan isnad yang hasan. Dan hadis ini telah disahihkan oleh Al-Baghawy dan telah dipilih yang demikian ini oleh Al-Qadli Husain Al-Magraby. 

3. Adab Iftitah

Apabila telah selesai takbir, maka turunkan tangan kita dengan perlahan-lahan dan kita letakkan di atas dada dengan menggenggam pergelangan tanngan kiri dengan kelingking, jari manis, jari tengah dan ibu jari tangan kanan; serta mengeluarkan telunjuk tangan kanan atas tangan kiri itu.

Apabila telah selesai meletakan tangan di atas dada menurut cara yang telah diterangkan, maka hendaklah kita membaca tasbieh iftitah, atau salah satu dari ucapan iftitah dengan suara yang rendah sekedar kita dapat mendengarnya sendiri dan hendaklah kit abaca denngan perlahan-lahan, jangan dicepat-cepatkan, supaya dapat difahamkan.

Rasulalloh SAW. setelah membaca Takbirotul Ihrom, berdiam agak lama, tidak langsung membaca Al-Fatihah. Di dalam berdiam itu beliau membaca ucapan iftitah. Ucapan iftitah itu banyak macamnya diantaranya:

سُبْحَانَكَ اللّهُمَ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَإِلهَ غَيْرُكَ.

“Maha suci Engkau wahai Tuhanku dan dengan puji Engkau, aku mengakui kesucian Engkau wahai Tuhanku, serta aku memujiMu.”

4. Takbir Iftitah

Diriwayatkan oleh Muslim dari Ibnu Umar.

اللهُ أَكْتَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَاللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً

“Alloh adalah yang paling besaar dari segala yang besar, sedang Dia Tuhan yang senantiasa besar; Segala puji hanya kepunyaan Alloh, pujian yang banyak; san Maha Suci Alloh (aku akui kesucian Alloh) pada tiap-tiap pagi dan petang.”

5. Do’a Tawajjuh

Do’a tawajjuh ini diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, At-Turmudzy, Abu Dawud, dari Abu Huraerah Rodiallohu Anhu. Dari Nabi Muhammad SAW. berbunyi:

وَجَهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمواتِ وَاْلاَرْضَ حَنِيْفَا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الِمُشْرِكِينَ. إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِى للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَشَرِكَ لَهُ وَبِذلِكَ أُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لاَإِلهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّى وأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِى وَاعْتَرَفْتُ بْذَنْبِى فَاغْفِرلِى ذُنُوْبِى جَمِيْعًا، فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ ، وَاهْدِنِى لأ!حْسَنِ اْلأَخْلاَقِ فَإِنَّهُ لاَيَهْدِىْ ِلأَحْسَنِهَاإِلاَّ أَنْتَ. وَاْصرِفْ عَنِّى سَيِّئَهَا لاَيَصْرِفُ عَنِّىْ سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ. لَبَيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيْكَ. وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ ، أَنَّابِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَتْ ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.

“Saya hadapkan diriku kepada Tuhan yang telah menjadikan langit dan bumi, hal keadaanku seorang yang condong benar kepada kebenaran lagi seorang yang menyerahkan diri, tunduk dan patuh; dan sekali-kali aku bukan orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Alloh. Bahwasannya solatku, ibadahku, hidupku dan matiku, adalah untuk Alloh Tuhan yang memelihara alam, tak ada sekutu bagiNya; demikianlah aku diperintahkan Alloh, dan adalah aku salah seorang dari orang-orang, yangn mula-mula menyerahkan diri, jiwa dan raga untuk Alloh (untuk berjihad di jalanNya). Wahai Tuhanku! Engkaulah Raja yang Memerintah/Berkuasa!, tak ada Tuhan melainkan Engkau, Engkau Tuhanku dan aku hambaMu. Aku telah mendolimkan diriku, aku mengakui dosaku, maka ampunilah segala dosa-dosaku; sesungguhnya tak ada yang dapat (sanggup) mengampuni dosa-dosaku melainkan Engkau. Dan tinjukkanlah akan aku kepada sebaik-baik perangai, tak ada yang dapat (sanggup) menunjuk akan daku kepada sebaik-baik perangai, selai dari Engkau sendiri. Palingkanlah (jauhkanlah) daripadaku pekerti-pekerti yang buruk, tak ada yang dapat (sanggup) mjemalingkan daku dari pekerti-pekerti yang buruk itu, selain dari Enngkau sendiri. Aku penuhi seruan Engkau, aku tunduk patuh di bawah perintah Engkau, segala rupa kebajikan di tangan Engkau, segala rupa kejahatan tak ada pada Engkau. Aku, dengan Engkau dan kepada Engkau; maha bahagia Enngkau dan Maha Tinggi. Aku memohon ampun kepada Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau.

6. Membaca Ta’awwudz (Isti’adzah).

Sebelum membaca Alfatihah, hendaknya kita Ta’awwud, kita berlindung diri dengan Alloh Yang Maha Pelindung dari gangguan syaithan. Tegasnya, hendaklah kita membaca kalimat ta’awwudz dengan suara rendah dan perlahan-lahan. Akan tetapiu boleh juga kadang-kadang dikerakan, karena pernah sedemikian dilakukan oleh sebagian sahabat.

Kalimat Ta’awwudz itu banyak macamnya, diantaranya:

أَعُذُ بِاللهِ مِنَ الشّّيْطَانِ الرَّجِيْمِ مِنَ هَمْزِهِ وَنَفْثِهِ

“Aku berlindung kepada Alloh dari godaan syaithon yang terkutuk, dari gurisannya, dari tipuannya dan dari hembusan-hembusannya.”

Adalah Rosululloh membaca kalimat ta’awwudz pada raka’at pertama saja, tidak pada 2 rakaat yang lain.

7. Membaca Basmalah

Apabila telah selesai membaca ta’awwudz, maka hendaklah kita – sebelum bermunajat (membaca Al-Fatihah), - memohon berkat kepada Alloh memohon supaya ucapan kita diberkati.

Memohon yang demikian sangat dianjurkan pada permulaan segala pekerjaan yang utama. Tegasnya, hendaklah kita membaca Basmallah, dengan merendahkan suara, jangan mengeraskannya.

Adalah Rosululloh SAW. lebih banyak membaca Basmalah dalam shalat jahar dengan merendahkan suaranya, sehingga sebahagian sahabat menyangka, bahwa Rosulalloh SAW. tidak membacanya.

Basmallah itu, ialah:

لسْـــــمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

“Dengan (menyebut) nama Alloh Yang Maha Pemurah lagi Maha kekal rahmatNya”.

8. Membaca Al-Fatihah

Apabila telah selesai membaca basmalah, maka hendaklah kita membaca Al-Fatihah dengan perlahan-lahan, dengan khusu’ dan tertib; jangan sekali-kali dicepatkan; dengan memperhatikan benar-benaar kebaikan bacaan, dengan berhenti di tiap-tiap pangkal ayat; jangan disambung-sambung, karena merusakkan makna tertib yang dikehendaki dari munajat.

Dan hendaklan Al-Fatihah itu dijahirkan (dibaca dengan suara yang nyaring), tetapi sederhana, karena yang demikian itu menghilangkan lalai.

Penjaharan (menyaringkan suara) di kala membaca Al-Fatihah itu adalah pada tiap-tiap raka’at yang pertama dan yang kedua dari shalat-sahalat jahar (yakni magrib,’isyaa dan subuh), karena karena Rosululloh tetap menjaharkannya (Al-Fatihah) di raka’at pertama dan kedua dari salahtsalat jahar itu pada shalat Jum’at, Hari Raya, Kusuf dan mensirrkannya (membaca dengan rendah) di rakaat-rakaat yang lain dan pada shalat-shalat sirr (yakni duhur dan ‘ashar).

Al-Fatihah itu ialah:

الحمد لله رب العالين  الرحمن الرحيم  مالك يوم الدين  إياك نعبد وإياك نستعين  اهدنا الصراط المستقيم  صراط الذين أنعمت عليهم  غير المغضوب عليهم ولا الضالين.

“Segala puji bagi Allah yang menguasai seluruh alam. Yang Maha Pengasih (kepada seluruh makhluk di dunia). Yang Maha Penyayang (kepada mu’min saja di akhirat) Yang menjadi  penguasa pada  hari pembalasan. Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami minta tolong. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus. Yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri ni’mat, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang-orang sesat.”

9. Membaca ‘Amin

Apabila telah selesai dari Al-Fatihah, maka hendaklah kita berdiam kadar senafas. Sesudah itu membaca ‘Amin yakni:

أمِينْ

“Perkenankanlah wahai Alloh akan permohonanku itu”.

10. Membaca Surat

Apabila telah selesai dari membaca amin, maka hendaklah kita berdiam sekedar nafas. Sesudah itu, bacalah satu surat dari surat-surat Al-Qur’an atau satu – beberapa ayat dari ayat-ayat Al-Qur’an selain Al-Fatihah.

Misalkan membaca surat Al-Ikhlas sebagai berikut:

قل هو الله أحد  الله  الصمد  لم يلد ولم يولد  ولم يكم له كفوا أحد.

“Katakanlah : Dia Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan  yang segala sesuatu bergantung padanya. Ia tidak melahirkan anak dan tidak dilahirkan sebagai anak. Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.”

11. Ruku

Apabila telah selesai membaca surat/ayat. Angkatlah kedua tangan dan bacalah takbir, kemudian ruku sambil meletakkah kedua tangan di atas kedua lutut seraya membaca kalimat tasbih, diantaranya:

سبحان ربي العظيم

“Maha suci Tuhanku yang maha Agung.” Sebanyak tiga kali.

Bacaan tasbih ini diriwayatkan oleh Muslim dan Ashhabus Sunan dari Hudzaifah RA dari nabi SAW.

Terkadang Nabi SAW membaca tasbih sebagai berikut:

سبّوح قدّوس ربّ الملائكة والروح

“Tuhan Yang Maha Suci, Tuhan Yang maha Kuddus, Tuhan yang memelihara Malaikat dan ruh”.

Tasbih ini diriwayatkan oleh Muslim dari A’isyah RA dari Nabi SAW

12. I’tidal

Apabila kita telah selesai dari berhenti dan ruku’ sekedar yang berpadanan dengan lama berdiri, maka hendaklah kita kembali berdiri tegak, kemudian membaca tasmie’ dan kalimat tahmid, yaitu

سمع الله لمن حمده. ربنا لك الحمد

“Allah mendengar orang yang memujiNya, wahai Tuhan kami, puji-pujian hanya untukMu.”

Tasmie’ dan tahmid ini diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bukhory, Muslim dari Abi Huraeroh RA dari Nabi SAW.

 Kemudian membaca:

اللّهم ربّنا لك الحمد حمدًا كشيرًا طيِّبًا مباركًافيه

“Wahai Tuhanku, wahai Tuhan kami, kepunyaan Engkaulah segala puji-pujian yang banyak, yang baik, lagi yang diberikan berkat padanya”.

Tahmid ini diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bukhory dari Rifa’ah RA dari Nabi Muhammad SAW.

13. Sujud

Nabi SAW. bersabda:

أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ. الجَبْهَةُ - وَأَشَارَبِيَدِهِ عَلى أَنْفِهِ، وَالْيَدَيْنِ، وَرُكْبَتَيْنِ، وَالْقَدَمَيْنِ.

“Aku disuruh bersujud atas tujuh anggahota: dahi – dan Nabi mengisaratkan juga kepada hidungnya -, dan kedua tangan, dan kedua lutut, dan kedua telapak (jari) kaki. (HR. Bukhory dan Muslim).

Diantara ucapan-ucapan di dalam sujud ialah:

سبحان ربي الأعلى

“Aku menngakui kesucian Tuhanku, Tuhan Yang Maha Tinggi”.

Tasbih ini diriwayatkan oleh Ahmad dan Ashhabus Sunan dari Huzaifah RA dari Nabi SAW.

Atau didalam sujud ini membaca:

سبّوح قدّوس ربّ الملائكة والروح

“Tuhan Yang Maha Suci, Tuhan Yang maha Kuddus, Tuhan yang memelihara Malaikat dan ruh”.

Tasbih ini diriwayatkan oleh Muslim, ‘Uqbah bin Amir, Abu  Dawud dan ‘Aisyah.

14. Duduk diantara Dua  Sujud.

Do’a yang di baca Rosululloh SAW ketika duduk diantara dua sujud ialah

رب اغفرلي وارحمني وجبرنى واهدني وارزقنى

“Wahai Tuhanku, dan kasihilah aku, dan tutupkanlah kepadaku dari segala keaiban dan tunjukanlah aku (kejalan yang lurus), dan berilah aku rizki.”

Do’a ini diriwayatkan oleh At-Turmudzy dari Ibnu Abbas RA dari nabi SAW.

Kemudian sujud kembali, cara dan do’any sama dengan sujud yang pertama. Selesai sujud lalu berdiri  dan selanjutnya melaksanakan tata cara solat seperti telah diuraikan diatas yang sesuai dengan rakaat sholat.

15. Duduk Tasyahud.

التحيات لله والصلوات والطيبات، السلام عليك أيها النبي ورحمة الله وبركاته، السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين، أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

“Segala pengagungan adalah bagi Allah, begitu pula segala do’a dan puja serta kebaikan. Kedamaian semoga selalu dilimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat dan berkat Allah. Semoga kedamaian dilimpahkah kepada kita dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba dan utusanNya.

Tahiyyat ini diriwayatkan oleh Bukhory Muslim dari Ibnu Mas’ud RA dari nabi SAW.

Setelah selesai bertasyahud, sempurnalah hak yang semestinya bagi duduk ini. Kita boleh banngun untuk rakaat ketiga.

Dalam tahiyyat akhir maka yang dibaca seperti pada tahiyyat awwal kemudian dilanjutkan dengan bacaan di bawah ini :

 اللهم صل على  محمد وعلى آل محمد، كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم، وبارك على محمد وعلى آل محمد، كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم،

“Ya Allah, limpahkanlah rahmatMu kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Kau limpahkan rahmatMu kepada Ibrahim dan keluarganya. Ya Allah, limpahkanlah berkahMu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Kau limpahkan berkahMu kepada Ibrahim dan keluarganya.

Shalawat ini diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad dari Abu Mas’ud al-Badry RA.

إنك حميد مجيد، اللهم إني أعوذ بك من عذاب جهنم ومن عذاب القبر ومن فتنة المحيا والممات ومن فتنة المسيح الدجال.

“Sesungguhnya Engkau Dzat yang senantiasa dipuji dan diagungkan”. Ya Allah, aku mohon perlindungan kepadaMu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, fitnah hidup dan mati dan daripada fitnah dajjal”.

Do’a ini diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Huraeroh RA dari nabi SAW.

16. Membaca Salam

Kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri sambil membaca masing-masing

السلام عليكم ورحمة الله

“Semoga kedamaian dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu.”

Al-Bukhory, Muslim, An-Nasa’i, turmudzi, meriwayatkan lafad salam dalam sholat tanpa wabarokatuh.

*** 

HADITS-HADITS TENTANG SHALAT

 

1.      Shalatlah kamu seperti kamu lihat aku shalat (riwayat Bukhari).

2.      Apabila kamu masuk masjid maka shalatlah dua rakaat sebelum duduk (riwayat Bukhari).

3.      Jangan engkau duduk di kuburan dan janganlah shalat menghadap kepadanya (riwayat Muslim).

4.      Apabila sudah iqamat tidak boleh mengerjakan shalat lain kecuali shalat fardhu (Riwayat Muslim).

5.      Saya diperintahkan untuk tidak menyingsingkan lengan baju dalam shalat (Riwayat Muslim).

6.      Luruskan shaf dan himpitkan barisan dalam shalat. Dalam satu riwayat ada yang mengatakan : “diantara kami ada yang menempelkan bahu dan telapak kaki kanannya ke bahu dan telapak kaki sahabatnya(Riwayat Bukhari).

7.      Apabila sudah iqamat maka datanglah dengan berjalan tenang tidak berlari. Apa yang kamu peroleh dari sholat bersama imam kerjakanlah, dan apa yang  ketinggalan dari rakaat lengkapilah (Muttafaq Alaih).

8.      Ruku’lah sampai tuma’ninah (tenang sesudah bergerak) lalu angkat kepalamu sampai tegak berdiri sesudah itu sujudlah sampai thuma’ninah (riwayat Bukhari).

9.      Apabila kamu sujud letakkanlah kedua telapak tanganmu dan angkatlah sikumu (riwayat Muslim).

10.  Sesungguhnya saya adalah imammu, janganlah kamu mendahului aku dalam ruku’ dan sujud (riwayat Muslim).

11.  Pada hari kiamat nanti pertama kali akan dihisab adalah mengenai shalatnya. Apabila shalatnya baik maka baiklah seluruh amalnya dan apabila jelek maka jeleklah seluruh amalnya (Hadits shahih riwayat Thabrani).

RUJUKAN

 1.      Buku Pedoman Sholat; oleh Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash Shidieky. 1951. Jakarta: Penerbit Bulan bintang.

2.      Wayoflive_chm_home.htm. Bimbingan Islam untuk Pribadi dan Masyarakat.

3.      Al-Qur’an dan Terjemahnya. Depag.

 

Posting Komentar

0 Komentar